Powered By Blogger

Minggu, 19 Desember 2010

Drop-Out Sekolah pun Bisa Sukses

SIAPA bilang pendidikan formal menjadi satu-satunya kunci utama agar bisa meraih sukses. Sejumlah tokoh yang tidak menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah membuktikan diri sanggup berhasil di bidang masing-masing dan bisa menjadi kaya raya.

Miliuner kelas dunia asal Inggris, Sir Richard Branson, salah satunya. Dia putus sekolah di usia 16 tahun dan tidak pernah memegang ijazah SMA. Tapi lihatlah dia sekarang: kaya, penuh obsesi, dan siap menaklukkan semesta lewat proyek pesawat wisata luar angkasa. Salah satu alasan Branson remaja drop-out adalah disleksia. Dia kesulitan membaca, hingga membuatnya tertinggal dalam beberapa mata pelajaran. Nilai-nilai ujiannya pun jatuh, yang tentu membuat sang ibunda kecewa.

Namun di balik kelemahan itu dia mempunyai keistimewaan, yakni pandai bersosialisasi, bisa menghangatkan suasana, dan selalu tampil apa adanya. Barangkali karena modal tersebut, sesaat setelah meninggalkan pendidikan di Stowe School, Branson mengambil sebuah langkah yang tak masuk akal, yakni mendirikan majalah Student. Empat tahun kemudian Branson kembali membuat gebrakan.

Berangkat dari obsesinya membangun perusahaan rekaman berbasis permintaan pembaca, pada 1970 lelaki yang kini berusia 60 tahun itu mendirikan perusahaan rekaman, Virgin. Artinya, sebayanya sedang menikmati keindahan dunia kampus, Branson sudah memulai langkah besar yang akan menjadi tonggak suksesnya ke depan. Jauh dari perkiraan keluarga, Virgin melaju pesat.

Perusahaan kecil yang dibangun pemuda London itu terus melahirkan 200 “Virgin” baru, termasuk perusahaan rekaman Virgin Records serta yang terbaru, Virgin Galactic. Branson layaknya orang yang tidak selesai membangun obsesi serta sensasi. Belakangan dia merencanakan peluncuran pesawat wisata luar angkasa, SpaceShipTwo (SS2). Lelaki murah senyum yang pernah memberi kuliah umum di Jakarta itu kekayaannya kini ditaksir menyentuh angka USD4 miliar.

Billy Joel, pemusik asal Bronx, Amerika Serikat (AS), juga mempunyai latar belakang pendidikan hampir sama dengan Branson. Sebelum drop-out, dia sebenarnya pernah terobsesi untuk belajar di salah satu Ivy League, Columbia University. Namun obsesi itu mesti pupus karena Joel tidak lulus SMA. Penyebabnya, siswa Hicksville High School angkatan 1967 ini lebih senang bermain piano ketimbang belajar. Pada malam-malam tertentu dia menghabiskan waktu di bar.

Bukan untuk minum, melainkan bermain piano. Suatu hari sepulangnya dari bar Joel merasa sangat lelah. Dia pun menjauhkan buku-buku pelajaran dari tempat tidurnya. Padahal, dalam buku ada materi yang diperlukan untuk ujian esok. Joel tidak peduli dan dia hanya ingin tidur pulas hingga bunyi alarm menyadarkannya kembali. Seperti cerita-cerita dalam film, Joel terlambat bangun dan terpaksa harus merelakan satu ujian penting terlewatkan.

Walhasil, nama Joel akhirnya tidak terdaftar dalam susunan kelulusan siswa. Tidak cuma itu, Joel mesti mengucapkan “Selamat tinggal” pada Columbia University. Awalnya dia merasa gagal, tapi kemudian bangkit dan mulai mengukir masa depannya. “Kalau tidak kuliah di Columbia University, saya akan pergi ke Columbia Records (perusahaan rekaman). Anda tidak butuh ijazah SMA di sana,” katanya. Columbia yang terakhir akhirnya meminang Joel menjadi salah satu rekanan.

Bersama Columbia Records inilah Joel sukses meraih enam Piala Grammy dan menjual lebih dari 150 juta albumnya. Hingga  kini lelaki 61 tahun itu diperkirakan mencapai USD160 juta. Kendati sudah sukses Joel tidak pernah melupakan bekas sekolahnya. Dia pernah kembali ke tempat dia menuntut ilmu, Hicksville High. Caranya, dia menulis beberapa esai yang kemudian dikirim ke Hicksville High, hingga pada 1992, atau 25 tahun setelah Joel DO dari Hicksville High, dia bisa mendapatkan ijazah yang didambakannya.

Selain Branson dan Billy Joel, masih banyak nama-nama orang sukses yang mempunyai latar putus sekolah menengah. Mereka membuktikan, tanpa pendidikan formal dan berbekal ijazah pun bisa sukses. Tentu capaian itu harus didukung dengan bakat, keberanian mengambil keputusan, dan kerja keras. ”Keberhasilan mereka banyak kaitannya dengan apa yang mereka pelajari di luar kelas,” ujar Nancy Koehn, pakar sejarah kewirausahaan Harvard Business School.

Nama-nama lain yang patut menjadi contoh adalah Robert de Niro, peraih Piala Oscar dua kali dan pemilik studio film TriBeCa Productions dan sejumlah tempat makan mewah di New York; Kirk Kerkorian, pemilik saham mayoritas di MGM Mirage; David Karp, pendiri platform blogging Tumblr; Don Imus, penyiar kondang di AS yang mendapatkan kontrak senilai USD40 juta dari radio WABC.(SINDO//mbs)

http://kampus.okezone.com/read/2010/12/19/373/404885/drop-out-sekolah-pun-bisa-sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar